Polda Sulbar|Presisiku.com – Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta, melakukan audiensi dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa (4/11/25). Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara kepolisian dan BPS dalam menjaga keamanan serta ketahanan pangan di wilayah Sulawesi Barat.
Dalam audiensi tersebut, Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menyampaikan sejumlah poin penting, yaitu Kepolisian membutuhkan data akurat dari berbagai bidang, termasuk ekonomi dan pertanian, untuk menciptakan keamanan yang optimal. BPS diharapkan dapat menjadi sumber informasi utama.
Bersamaan itu, Kapolda menyoroti target produksi jagung sebesar 900 ton yang harus dipenuhi dari enam kabupaten. Dengan kapasitas produksi jagung saat ini yang hanya 600 ton per tahun, diperlukan upaya ekstra dan koordinasi intensif untuk mencapai target tersebut.
Lebih lanjut, Kapolda menyampaikan salah satu kendala yang dihadapi adalah perbedaan data antara lapangan dan laporan ke Mabes Polri. Oleh karena itu, Kapolda meminta dukungan BPS untuk menyediakan data akurat mengenai lokasi produksi jagung.
Sementara harga beli jagung oleh tengkulak mencapai Rp 6.500 per kilogram, juga menjadi tantangan dalam menjaga keuntungan petani, tutur Kapolda.
Dikesempatan yang sama, Plt Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat menyambut baik kunjungan Kapolda dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung kepolisian dalam menyediakan data yang dibutuhkan. Beberapa poin yang disampaikan antara lain:
• Stabilitas Ekonomi: Ekonomi Sulawesi Barat dinilai cukup baik dan stabil, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
• Metodologi Pengumpulan Data: BPS menggunakan metode ubin (sampel 2,5 meter) untuk mengukur kadar air dan menentukan hasil per hektare. Rata-rata produksi jagung sekitar 5 ton per hektare.
• Evaluasi Data: BPS akan melakukan evaluasi kembali di lapangan untuk memastikan akurasi data produksi jagung.
• Faktor Pengaruh Produksi: Produksi jagung dipengaruhi oleh musim, harga pasar, dan jenis tanaman yang menguntungkan. Tren tanaman nilam yang sempat mengungguli jagung menjadi tantangan dalam pengendalian pola tanam.
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Sulawesi Barat menambahkan bahwa data jagung bersumber dari Survei Tanaman Pangan (HKSA), Sensus Pertanian (ST) 2023, dan data kolaborasi dengan Dinas Pertanian. Luas panen jagung pipilan di Sulawesi Barat pada tahun 2022 tercatat sekitar 5.671 hektar, namun diperkirakan menurun pada tahun 2025.
Karo SDM Polda Sulbar menyampaikan bahwa produktivitas jagung di wilayah Mamuju rata-rata 2 ton per hektar akibat kualitas tanah dan bibit yang terbatas. Ketersediaan bibit berkualitas menjadi kendala utama bagi petani jagung.
Audiensi ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara kepolisian dan BPS dalam mengamankan ketahanan pangan di Sulawesi Barat, terutama dalam menghadapi tantangan produksi jagung. Data yang akurat dan koordinasi yang baik diharapkan dapat membantu mencapai target produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Humas Polda Sulbar//Red, MLS


0Comments